REVIEW JURNAL
PERTUMBUHAN
DAN PEMBUNGAAN KRISAN PADA BERBAGAI
KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL
KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL
Elkawakib Syam’un1,
Feranita Haring1, Rachmawati2
1 Staf Dosen jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
2 Mahasiswa jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
2 Mahasiswa jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
Latar Belakang Masalah
Jaman sekarang bunga
tidak hanya berfungsi untuk memberikan keindahan saja bagi yang memandangnya,
akan tetapi juga diusahakan sebagai tanaman memiliki nilai jual. Salah satu
tanaman yang sekarang mulai dikomersilkan adalah krisan. Selain dijadikan bunga
potong, krisan juga bisa diproduksi sebagai tanaman pot. Krisan banyak diminati
oleh masyarakatkarena corak warna bunga krisan sangat banyak dibandingkan
dengan bunga lainnya. Tanaman ini juga tergolong awet dan tidak cepat layu.
Saat ini, konsumen cenderung menyukai bunga pot yang tidak terlalu tinggi
tangkai dan ruasnya, daunnya rimbun serta bunganya tumbuh seragam dan kompak.
Perlu adanya perlakuan-perlakuan khusus untuk memenuhi selera pasar untuk
variasi bentuk bunga pot. Perlakuan-perlakuan yang dapat dilakukan salah satunya
adalah pengaplikasian zat pengatur tumbuh (ZPT).
Untuk membentuk krisan pot yang baik dan indah dengan tajuk yang tidak terlalu tinggi serta bunga yang seragam dan kompak, maka perlu adanya perlakuan zat penghambat tumbuh. Paclobutrazol adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang digunakan untuk menekan pertumbuhan tanaman. Kinerja dari paclobutrazol ini adalah mengakibatkan perpanjangan batang terhambat, memperpendek ruas, meningkatkan warna daun sehingga akan nampak seragam dan membuat pertumbuhan vegetatif tanaman mampu mendukung proses pembenukan bunga. Paclobutrazol bersifat menghambat biosintesa GA pada tanaman.
Untuk membentuk krisan pot yang baik dan indah dengan tajuk yang tidak terlalu tinggi serta bunga yang seragam dan kompak, maka perlu adanya perlakuan zat penghambat tumbuh. Paclobutrazol adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang digunakan untuk menekan pertumbuhan tanaman. Kinerja dari paclobutrazol ini adalah mengakibatkan perpanjangan batang terhambat, memperpendek ruas, meningkatkan warna daun sehingga akan nampak seragam dan membuat pertumbuhan vegetatif tanaman mampu mendukung proses pembenukan bunga. Paclobutrazol bersifat menghambat biosintesa GA pada tanaman.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi dan frekuensi
pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan krisan dan
konsentrasi dan frekuensi pemberian paclobutrazol yang dapat menghasilkan
tinggi tanaman krisan yang sesuai dengan jumlah bunga yang terbanyak.
Metodologi Penelitian
- Variabel : Variabel pada penelitian ini lebih terfokus pada banyaknya konsentrasi dan frekuensi paclobutrazol yangdi berikan pada tanaman krisan dengan parameter pengamatan meliputi kecepatan berbunga (hari) dihitung mulai terbentuknya kuncup bunga, jumlah bunga (tangkai) dihitung jumlah bunga yang mekar sempurna, diameter bunga (cm) diukur setelah terbentuknya bunga sempurna dan ketahanan bunga (hari) dihitung sejak bunga mulai mekar hingga bunga layu.
- Data : Rujukan data yang digunakan peneliti diambil melalui data primer yaitu pengamatan langsung terhadap bahan tanaman yang diberi berbagai perlakuan dengan parameter pengamatan yang telah ditentukan.
- Tahapan Penelitian : Penelitian ini berbentuk percobaan faktorial 2 faktor dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi paclobutrazol yang terdiri dari 2 taraf, yaitu : konsentrasi paclobutrazol 50 mg L-1 air (k1), konsentrasi paclobutrazol 100 mg L-1 air (k2) dan konsentasi paclobutrazol 150 mg L-1 air (k3). Faktor kedua adalah frekuensi pemberian paclobutrazol yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : frekuensi pemberian paclobutrazol sebanyak 1 kali (f1), frekuensi pemberian paclobutrazol sebanyak 2 kali (f2) dan frekuensi pemberian paclobutrazol sebanyak 3 kali (f3). Setiap perlakuan dikombinasikan sehingga terdapat 9 perlakuan, masing-masing perlakuandiulang sebanyak 3 kali dengan demikian terdapat 27 unit percobaan, dan setiap percobaan terdiri dari 2 pot sehingga keseluruhan terdapat 54 unit percobaan tanaman. Aplikasi paclobutrazol dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu dari penanaman dan dilakukan sesuai perlakuan, yaitu (1) disemprot dengan konsentrasi 50 mg L-1 air, (2) disemprot dengan konsentrasi 100 mg L-1 air, (3) disemprot dengan konsentasi 150 mg L-1 air , dengan volume semprot 100 Ml pot-1. Penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari. Frekuensi pemberian dilakukan sesuai perlakuan masing-masing (1) satu kali pemberian, (2) dua kali pemberian, dan (3) tiga kali pemberian, dengan interval waktu setiap dua minggu sekali. Setelah bunga muncul, dilakukan pembuangan kuncup bunga utama (disbudding).
- Model Penelitian : Model penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dari keempat parameter pengamatan beserta penjelasan mengenai hasil penelitian.
Hasil
Hasil
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa perlakuan pemberian
konsentrasi paclobutrazol serta frekuensinya berpengaruh nyata pada tanaman
krisan dengan parameter pengamatan meliputi kecepatan
berbunga, jumlah bunga, diameter bunga
dan ketahanan bunga. Dari hasil penelitian didapat data
:
- Kecepatan Berbunga. Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 50 mg L-1 air (k1) memberikan kecepatan berbunga tercepat yaitu 62,2 hari dan berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 150 mg L-1 air (k3), walaupun tidak berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 100 mg L-1 air (k2). Waktu berbunga terlama diperoleh pada perlakuan pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 150 mg L-1 air (k3) yaitu 83,8 hari.
- Jumlah Bunga. Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 50 mg L-1 air (k1) memberikan jumlah bunga terbanyak yaitu 1,03 kuntum dan berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 100 mg L-1 air (k2), dan konsentrasi 150 mg L-1 air (k3). Jumlah bunga terendah diperoleh pada perlakuan pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 150 mg L-1 air (k3) yaitu 0,90 kuntum.
- Diameter Bunga. Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 50 mg L-1 air (k1) memberikan diameter bunga terbesar yaitu 6,0 cm dan berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 150 mg L-1 air (k3), namun tidak berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 100 mg L-1 air (k2). Diameter bunga terkecil diperoleh pada perlakuan pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 150 mg L-1 air (k3) yaitu 4,8 cm.
- Ketahanan Bunga Mekar. Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 50 mg L-1 air (k1) memperlihatkan ketahanan bunga terlama yaitu 18,0 hari dan berbeda nyata dengan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 100 mg L-1 air (k2), dan pemberian paclobutrazol pada konsentrasi 150 mg L-1 air (k3). Ketahanan bunga tersingkat diperoleh pada perlakuan pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi 150 mg L-1 air (k3) yaitu 9,0 hari.
Kesimpulan
1.
Pemberian paclobutrazol
pada konsentrasi 50 mg L-1 air memberikan hasil terbaik terhadap
kecepatan berbunga, jumlah bunga, diameter bunga dan ketahanan bunga.
2.
Frekuensi pemberian
paclobutrazol sebanyak satu kali memberikan hasil terbaik untuk kecepatan
berbunga, jumlah bunga dan diameter bunga krisan.
Saran
dan usulan lanjutan
Kekurangan yang tampak
jelas terlihat pada jurnal ini, terlihat pada bagian hasil penelitian yang
tidak disertai dengan grafik, sehingga disarankan agar melengkapinya dengan grafik. Karena sesungguhnya grafik dapat
memudahkan pembaca untuk dapat melihat dengan lebih jelas dan lebih memahami
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.