Monday, November 21, 2011

Ciptakan Lingkungan Kondusif Bagi Pendidikan Anak


   Masa depan bangsa terletak di tangan pemudanya. Jika generasi muda suatu bangsa dalam keadaan tidak terdidik dan terbelakang, maka hancurlah masa depan bangsa itu. Suatu hikmah mengatakan, “Jika suatu bangsa ingin jaya di masa depan. Maka cerdaskanlah anak-anak bangsa itu.” Inilah hukum sejarah yang telah dibuktikan oleh umat terdahulu. Pengalaman hidup juga mengajarkan, mencerdaskan anak yang tidak seimbang akan membuat jiwanya labil. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus bunuh diri dikalangan remaja diberbagai tempat di Indonesia.     
    Orang tua dan para pendidik mempunyai peran besar dalam mencerdaskan anak. Mereka tidak hanya dituntut untuk membimbing anak agar dapat memecahkan soal-soal pengetahuan umum dan eksak saja, tetapi juga dituntut untuk dapat mengarahkan dan menunjukkan jalan hidup yang benar, yaitu jalannya orang-orang yang bertaqwa.
   Barulah pendidikan itau disebut berhasil bila dapat menjadikan mereka memiliki multi intelligence. Tidak hanya cerdas intelektualnya, tapi juga cerdas emosional, spiritual dan hati nuraninya. Dengan kata lain, mereka mampu menguasai IPTEK serta memiliki IMTAQ yang tinggi dan seimbang.    Banyak orang berpandangan bahwa tugas mencerdaskan anak adalah tugas para guru dan sekolah saja. Pandangan orang seperti itu akan membuat orang tidak peduli terhadap pendidikan anak-anaknya perkembangan belajar, kepribadian dan moral anak tidak diketahui oleh orang tuanya. Baru setelah anaknya bermasalah oreng tua menelisik sebab musabab kesalahan tersebut ke sekolah. Selanjutnya, guru dijadikan kambing hitam sebagai akibat dari kegagalan pendidikan anaknya.
    Pendidik yang paling utama adalah orang tua itu sendiri. Kesadaran hal ini, akan memberikan pengaruh positif dalam pembentukan tanggung jawab dan pengkondisian lingkungan keluarga. Orang tua akan berusaha untuk memberikan motivasi yang lebih baik kepada putra putrinya. Mereka akan siap menjadi guru sejati dan abadi bagi anak-anaknya.
  Menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi pendidikan anak sangatlah penting. Di saat gencarnya serangan informasi memenuhi rumah kita, setiap orang tua harus siap mewaspadainya. Siaran televisi dari berbagai channel baik yang bersal dari dalam negeri maupun luar negeri dewasa ini sangat mudah di akses. Dalam satu sisi, kondisi ini bisa saja menguntungkan, sebab dalam tempo yang sesingkatnya dapat diperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya. Pengetahuan kita bertambah banyak, wawasan kita bertambah luas karenanya. Namun di sisi lain kondisi ini juga sangat mencemaskan. Televisi tidak hanya menyiarkan informasi yang positif dan membangun saja. Adakalanya tayangan itu merusak imajinasi anak dan menggerus keimanan, menyebarkan kekerasan dan kemaksiatan serta membuat orang malas dan enggan beraktivitas.
   Anak-anak kita yang seharian duduk di depan televisi dengan siaran yang tidak terkontrol dan tanpa bimbingan orang tua, bisa merusak mental dan moral anak. Tidakkah kita ingat akan kasus pembunuhan dan pemerkosaan oleh anak terhadap anak lainnya karena meniru suatu adegan di televisi. Telah banyak anak kita menjadi korban. Ini merupakan akibat dari boom informasi dalam era global yang sulit dihindari. Sudah saatnya kita hentikan.
    Perlu kita ingat, bahwa hal-hal negatif yang dipertontonkan terus menerus nantinya akan menjadi suatu kewajaran. Sebaliknya, kebenaran dan kebajikan yang tidak pernah dipresentasikan akan dipandang sebagai sesutau yang asing dan dijauhi. Masih banyak tantangan yang kita hadapi dan kendala yang harus diwaspadai dalam upaya membangun etika dan moral anak-anak bangsa ini.

Sumber : Majalah MPA edisi 298 / Juli 2011
Share:

0 comments: