Monday, August 5, 2019

First Impression ng-Lab air ke Jogjaaa (BBTKLPP Yogyakarta)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh netijen yang budiman dan budiyati. #eh.

Yass, kali ini aku mau kasih First Impression ketika aku berkunjung ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta, ringkasnya disebut Balai TLK gitcuuu. 



Bedewe ngapain L kesitu?. Yap, aku kesana karena ada urusan penting terkait dengan tugas akhir aku yaitu ng-Lab sampel Air Waduk yang ku ambil dari Waduk Delingan. Boleh dong aku crita dikit kronologinya. Hemm....

Jadi waktu itu ada kakak kelas aku yang ngasih pamflet yang isinya daftar harga biaya kalau mau masukin sampel disana. Kebetulan kakak kelas aku itu dia nge-Lab sampel air sawah. Trus aku kepikiran deh buat ikut ng-Lab disana, karena kalo dikalkulasi harganya masih ramah di kantong mahasiswa untuk uji sampel per itemnya. So, ncus langsung deh otewe kesana.

Nah, senin pagi itu aku tancap gas dari Solo ke Jogja naik motor Vario putih kesayangan. Kenape nggak pake prameks aja Nis?. First, karne ku g mau repot gonta ganti moda kendaraan, kedua karna ku bawa 3 botol sampel air yang masing-masing besarnya 1,5 L, ketiga bisa estimasi waktu karna sorenya aku harus langsung ncus balik Madiun. Daebakkkk, 3 provinsi dilibas dalam setengah hari via motor. Ya gitu, abis itu rontok ni badan semua. Hhahahaa.
Ku berangkat dari Solo jam setengah 8 pagi, sengaja pagian biar abis itu bisa mampir mana-mana. Nah, nyampek di Balai TLK pas jam 9. Nggak nyasar dong, kan udah tau jalannya search via google maps (tengkyuu mbah :p).
Dredeg nggak? Banget, karna itu pertamanya ku kesana dan sendiri, well, sendiri mblo. Yah, kuat-kuatin mental lah, dah jauh-jauh juga sampe sini masak takut terus balik. Wwkwkkw.

Sebelum ku masuk, ormed dulu nih alias orientasi medan, observasi sekeliling. Dan ternyata, kudu isi tamu dulu di pos satpam sebelum masuk ke gedungnya. Oke, ku kesana isi buku tamu, terus dapet semacam kartu tanda pelanggan yang ada talinya gitu, buat dikalungin keknya ya. Tapi aku tak cekel bae. Hahahaha. Nah, abis itu lanjut masuk gedung, didepan gedung ada satpam lagi. Yang ini langsung sumringah kasih senyum ke aku yang baru datang tergopoh membawa air dengan make up yang udah bias tersapu jalan. jiahhh.
Dengan ramah, bapaknya langsung menyapa dan bertanya, "keperluannya apa mbak?" "uji sampel pak?" "lho pake botol mbak? kalau disini harus pake jerigen mbak, nggak bisa kalo pake botol, tapi mending mbak coba dulu deh tanya ke bagian resepsionis." "oh gitu pak, oke pak." Bapak satpam sumringah tadi langsung mencet tombol antrian pengajuan sampel buatku. Duh... bapak baik banget, ramah pula.  Situasi lagi sepi karna masih pagi gaiss.

Next, ngadeplah aku ke mas-mas penjaga resepsionis. Ku ceritakan maksud tujuan bla bla bla. And so greatfull, sampel ku diterima meski hanya 1,5 L dengan 5 parameter yang akan diujikan. Alhamdulillah. Eit, tapi ku harus ganti jerigen dulu. Atas arahan dari masnya, ku langsung capcus nyari jerigen. 

Nyari jerigen pun nggak susah. Kurang lebih sekitar 200 meter ke arah selatan dari Balai TKL ada toko gerabah yang juga jual jerigen. Begitulah obrolan singkatku dengan penjualnya, "Buat uji di TKL ya Mbak?" "Eh iya pak." "Karena banyak yang beli jerigen disini pasti buat uji di TKL." "Oh gitcu pak. Yayaya." "Mbaknya dari mana?" "Saya dari Solo pak, jadi tadi agak kesusahan gitu kalo bawa 3 jerigen motoran." "Iya bener juga mbak, repot. Ya Alhamdulillah jadinya beli jerigen disini, kasih rejeki buat toko saya." "Iya Pak, Alhamdulilah. Ku senang. Jadi temen-temen kalo mau ngLab air disini dan nggak diawetkan dan pas nggak pake botol, bisa beli jerigen toko sini ya, buat nglarisin dagangan Bapaknya juga. Alhamdulillah.

Abis beli jerigen 2 Literan sebanyak 3 biji langsung ku balik ke Balai. Sebelum kupindah sampel, jerigen harus dicuci dulu ya gais biar bersih. Setelah ku cuci ku masukkan itu satu-persatu sampel yang sudah dikasih tau kode sama masnya. Bedewe kamu mindahin sampelnya dimana Nis?. Hayyo tebak, nggak mungkin dong langsung di labnya. Jadi aku mindahin sampel langsung didepan masnya resepsionis tadi. Karna meja resepsionisnya luas dan bahan keramik, jadi nggak riweuh dan nggak kotor. Selain itu ada 2 resepsionisnya, masnya dan mbaknya. Jadi, ngantrinya nggak begitu panjang.

Woke setelah pindah-pindah sampel, langsung ke pembayaran. Dengan ramah masnya memberiku semacam nota selembar kertas A4 untuk ku tanda tangani sebagai bentuk persetujuan uji sampel. Oiya, pembayaran disini tidak langsung cash ya. Pembayaran dilayani via atm Mandiri atau BRI, kalau tidak ada bisa dibayarkan lewat kantor pos. Agak repot siy menurutku kalau tidak ada ATM, karna harus ke kantor pos. Mungkin menghindari gratifikasi kali ya. Tapi ya embuh sih. :D
Alhmdulillah aku ada ATM Mandiri, dan dengan saldo limit, masih cukup buat bayar. Hehehehehe.
Setelah pembayaran beres. Oke deh bisa langsung cus pergi. Hasil uji keluar sekitar satu bulan gais. Aku masukin tanggal 29 Juli, bisa diambil tanggal 20 Agustus. Hitungannya standar nggak cepet-cepet banget dan nggak lama-lama banget. Sooo, nanti tanggal 21 bakal ncus lagi otewe Jogjaa buat ambil hasil. Yeay.

Kesimpulannya, Alhamdulillah pelayanan di Balai TKL sangat memuaskan. Pegawainya ramah, murah senyum dan penjelasan detail terkait uji yang akan dilakukan. Oiya bedewe disini bisa juga uji selain air loh. Lebih lengkapnya langsung kepoin web nya aja yes ke https://www.btkljogja.or.id/

"Mohon doa ya netijen, semoga lancar segalanya sampai tugas akhirku selesai hingga wisuda, aamiin"

love you all
Share:

Friday, July 26, 2019

Pemaknaan Lagu - Amin Paling Serius

Amin Paling Serius
(Sal Priadi ft. Nadin Amizah)


Aku tahu kamu lahir dari,
Cantik utuh cahaya rembulan,
Sedang aku dari badai,
Marah riuh yang berisik,
Juga banyak hal-hal yang sedih.

Tapi menurut aku kamu cemerlang,
Mampu melahirkan bintang-bintang,
Menurutku ini juga, karna hebatnya badaimu,
Juga karna lembutnya tuturmu,

Tuk petualangan ini, mari kita ketuk pintu yang sama,
Membawa amin paling serius, seluruh dunia.

Bayangkan betapa, cantik dan lucunya,
Gemuruh petir ini, disanding rintik-rintik yang gemas,
Dan merayakan, Amin paling serius seluruh dunia.

Aku tahu kamu tumbuh dari,
Keras kasar sebuah kerutan,
Sedang aku dari pilu,
Aman yang ternyata palsu,
Juga semua yang terlalu baik.

Tapi menurut aku, kamu cemerlang,
Mampu melahirkan bintang-bintang,
Menurutku ini juga, karna lembutnya sikapmu,
Juga sabarmu yang nomor satu.

Tuk petualangan ini, mari kita ketuk pintu yang sama,
Membawa amin paling serius, seluruh dunia.

Bayangkan betapa, cantik dan lucunya,
Gemuruh petir ini, disanding rintik-rintik yang gemas,
Dan merayakan, Amin paling serius seluruh dunia.


-
-
-
-
Yassss.... beberapa minggu terakhir, senandung ini jadi senandung favorit yang sering diputar. Entah ya, menurut ku lagu ini mewakili perasaanku banget saat ini. Ya, saat ini. #hla #malah #curcol.

Jadi, pertama denger lagu ini itu pas masih riweh-riwehnya eta garap rapot anak-anak ya (maklum buuu, nyambi jadi gurunya anak2 di sekolah). Dan, dengernya lewat yutup yang ku setel di komputer lab. komputer sekolah. Awalnya kepo nih sama si penyanyinya Nadin Amizah yang ku kenal pertama pas nyanyiin lagu Rumpang di playlistnya NKCTHI (Plis kalo mau nanya apa itu NCKTHI, komen yes). Nah, ku cari-cari itu videoclip nya si Rumpang. Nah, udah selesaikan, trus di play, pake tutup kuping, lanjut deh garap rapot (Jadi eta, posisinya nggak jadi lihat videoclipnya Rumpang :D). Nah, kan autoplay ya, muterlah ini si judul Amin Paling Serius (masih fokus di rapot, nih critanya belum back to yutup). Eh... kok enak ya di denger, eh kok gini ya liriknya. Udah masuk reff baru deh cek di yutub. Ternyata yang nyanyi Sal Priadi dan Nadin Amizah, judulnya Amin Paling Serius. 2-3 kali denger masih biasa, masuk ke 5 kali denger, ambyar ini hati hayatiiiiii.
-
-
-
Oke, kali ini pemaknaannya random ya, karna liriknya cukup mudah di pahami dan nggak bikin mikir lama. Diksi nya bagus kek puisi-puisi gitu, tapi ringan. Lagu ini seperti mengisyaratkan dua orang yang berharap menjadi sepasang yang sedang hadapi rintangan untuk bersama. Pada titik kepasrahan terendah mereka hanya berharap yang terbaik dari Tuhan. Hanya doa yang bisa merubah takdir, untuk itu Amin Paling Serius terus menggema dari hati dan mulut para pemintanya. Di bait pertama yang "Aku tahu kamu ....." disitu menjelaskan suatu penerimaan dari masing-masing peran. Penerimaan atas segala kekurangan, buruk sekalipun. Begitu di bait kedua "Tapi menurut aku kamu ....." pada bait ini menjelaskan bahwa, meskipun kamu punya kekurangan tapi kamu punya kelebihan "karna hebatnya badaimu, juga karna lembutnya tuturmu" dan itulah yang membuat luluh dan memenangkan hati.

Masuk pra-reff, "Tuk petualangan ini, mari kita ketuk pintu yang sama...." . Nah, ibarat kata "pasangan sudah kuusahakan, tapi jika Tuhan berkata lain, yang nggak akan jadi sepasang" untuk itu mereka bersungguh-sungguh, mengetuk pintu langit, membawa doa, membawa amin menggema mendobrak langit. Berharap Tuhan merestui perjalanan ini.

"Bayangkan betapa, cantik dan lucunya...." begitulah cuplikan reff-nya. Dan ku sudah mentok bagaimana mengapresiasi ini. Lirik simpel tapi ada makna tersirat didalamnya. Wow.

Begitulah sodara-sodara pemaknaan lagu Amin Paling Serius versiku. Mungkin beda ya versi menurut penciptanya, tapi semoga nggak begitu jauh lah ya bedanya. Wkwkkwwkwk.
-
-
NB :
Selesai ngetik ini tepat pukul 1.41 AM di 26 Juli 2019.
Nggak bisa tidur gais, embuh kenapa. Ini insomnia kumat disaat yang tidak tepat. Padahal besok pagi pengen mau cus ke lapangan ambil data, mruput pisan. Moga bisa melek lah ya.
Oiya, kenapa tetiba aku pengen nulis ini karenaaa.....
Aku turut merasakan bahagia atas berita baik dari sahabat karibku, dia sudah menemukan pasangannya, sudah diikat, tinggal menunggu akad yang memang masih dirahasiakan sama empunya. Barakallah Mbakayuku Mbak Wahyu, temen dari SMP-SMA dan sekarang jadi temen sekantor. Penantian dengan penuh kesabaran telah berbuah manis. Dia dilamar oleh teman sekantor juga tapi beda kantor (lhoh?). Ya intinya teman sekantorlah. Sekali lagi selamat mbakku, semoga lancar sampai akhir (ku mewek sesenggukan sambil ngetik ini).

Yuk mari tidur, apa mau kencan sama Tuhan? mumpung antrian sepi :D

Share: