Wahai hati... masihkah engkau
bersih?. Segeralah mohon ampun jika hatimu mulai berbelok dari-Nya.
Adalah kesalahanku melayani
pertanyaanmu tempo lalu. Adalah kebodohanku masih beri perhatian kepadamu. Dan,
maafkan aku telah berbohong. Sampai saat ini aku tak bisa memberimu kepastian.
Sepertimu yang tak kunjung beriku kepastian meski sudah seringkali kau beriku
penjelasan.
Aku sudah sering patah
hati, oleh harapku sendiri. Dan aku tak mau itu kembali terjadi, meski kau
tawarkan rasa cinta dalam hati.
Kau bukanlah orang baru. Kau
sudah lama bersemayam dihati. Namun, aku tak benar-benar menyimpanmu dalam
hati. Karena, jauh darimu dan jarang bertemu itulah alasanku untuk tidak
benar-benar mengharapmu.
Masih ingat betul, ketika kau
membolak balik perasaanku. Saat aku berusaha untuk belajar dan begitu cepat kau
rusak. Aku sakit, sakit sekali.
Namun, aku segera sadar. Ini
adalah bagian doa yang sering kupanjatkan.
Waktu berlalu cepat dan kau
mengejarku hingga kini, hingga saat ini. Kau pintakan maaf yang terus berurai
dari mulutmu. Ketahuilah, aku sudah memaafkanmu, meski luka itu tetap membekas
dan takkan pernah bisa hilang.
Aku telah membuat kesalahan
kedua. Mengharapmu lagi seolah kau benar-benar yang terakhir. Nyatanya, semakin
kesini, bukannya semakin yakin tetapi semakin terasa sakit. Maafkan, jika harus
kuputuskan silaturahmi ini.
Aku harus
mengobati hatiku dulu sebelum bisa menerimamu atau orang lain yang akan tinggal
selamanya dihati.
Sekarang, aku lebih nyaman
seperti ini. Tak ada dirimu di kontak bbm, whatshapp maupun line. Maafkan aku
telah memutus semua kontak darimu. Ketahuilah, aku tak ingin terlalu sakit.
Aku harus segera kembali,
membersihkan diri, memantaskan diri dan hanya mengharap kepada Illahi Robbi.
Untuk semua skenario kehidupan ini. Aku hanya wayang sang Tuhan, yang lemah tak
berdaya.
Mohon ampun pada-Mu, Yaa
Rahmaan, sejatinya cinta yang sempurna adalah cinta-Mu kepadaku yang takkan
pernah berlalu.
0 comments:
Post a Comment