Kenangan yang takkan mungkin terulang...

Hmmm...

    Waktu telah menunjukkan pukul 0:18 WIB, ketika aku masih terjaga dan masih asyik memijit tuts-tuts keyboard Laptopku. Kali ini aku akan menulis tentang suatu kenangan yang telah berlalu. Dan aku tau kenangan itu tidak akan terulang dan akan menjadi suatu catatan kecil dari sejarah hidup. 

     Malam ini adalah malam perpisahan Kakak-kakak Racana Suka-Nas dengan warga di Desa Binaan kita di Dusun Brongkol, Cangkringan, Sleman. Huffttt... Kenapa ya kok kita bisa melakukan hal itu, sedang setahuku dulu, bahwa pengabdian di Desa Binaan paling ndak selama kurang lebih dari dua tahun. Iya sih semenjak habis lebaran kemarin, sepertinya ada yang berubah dari temen-temen yang biasanya ngajar TPA disana tiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Jujur, aku juga sudah jarang kesana sekarang, bukan karena sudah bosan atau apa, tapi karena tugas dan laporan-laporan praktikumku yang seabrek memaksaku untuk jangan dulu maen-maen ke Brongkol seperti biasanya.

Read More

Mampukah Sekolah Menjadi Bengkel Kerusakan?

        Suasana resah oleh kondisi aktual bangsa, hilangnya rasa malu atas perilaku korup, tidak hadirnya pemerintahan eksekutif dalam masyarakat dan mandulnya proses peradilan membuat suasana resah berkepanjangan. Jangka panjang dan jangka pendek pun dicoba disampainkan.

     Suasana resah ini terkait dengan rasa ketidakhadiran, kurangnya ketegasan kepemimpinan dan kelambanan mengambil keputusan. Berbagai persoalan yang sehari-hari hidup dalam sanubari warga bangsa, sering diungkapkan publik akan tetapi lebih banyak menjadi keprihatinan bersama. Titik akhirnya mengerucut pada moralitas dan pendidikan sebagai upaya pembudayaan yang sifatnya jangka panjang menjadi tumpuan akhir.

      Dalam tataran tujuan jangka panjang, praktis pendidikan karakter membawa serta anak didik ke pengenalan nilai-nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya pengamalan nilai secara nyata. Praktis pendidikan akan berhasil kalau ada kesatuan kondisi antara internal keluarga, sekolah dan masyarakat.

Read More

Ciptakan Lingkungan Kondusif Bagi Pendidikan Anak

   Masa depan bangsa terletak di tangan pemudanya. Jika generasi muda suatu bangsa dalam keadaan tidak terdidik dan terbelakang, maka hancurlah masa depan bangsa itu. Suatu hikmah mengatakan, “Jika suatu bangsa ingin jaya di masa depan. Maka cerdaskanlah anak-anak bangsa itu.” Inilah hukum sejarah yang telah dibuktikan oleh umat terdahulu. Pengalaman hidup juga mengajarkan, mencerdaskan anak yang tidak seimbang akan membuat jiwanya labil. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus bunuh diri dikalangan remaja diberbagai tempat di Indonesia.     

Read More

Sketsa Hati

Maafkan aku yang telah berani mengganggu...
Ketenangan kalbu, ketentraman hatimu...
Apa kau tahu, fitrah suci dalam hatiku...
Hati yang masih ragu, hatiku yang masih malu...

Allah Yang Kuasa telah menitipkan cinta...
Kepada manusia yang lemah tiada berdaya...
Harus ku akui pada kepantasan diri...
Tekadku berjanji semuanya karna Illahi...

Ku kembalikan pada Tuhan yang menitipkan...
Segenap harapan, seberkas perasaan...
Lindungi diri agar hati tak ternodai...
Semoga cinta ini tetap suci karna Illahi Robbi... :)

    Lirik dan senandung nasyidnya Umi Maktum ini bagus sangat, tapi download mp3nya ndak nemu-nemu nyarinya, padahal pengen koleksi gitu. Kira-kira terakhir aku mendengar senandung itu hampir lebih dari setahun yang lalu ketika aku masih sibuk-sibuknya persiapan buat Ujian Nasional 2010 silam atas bantuan saluran radio from hape tercintaku. Aku menemukannya tiap malam di channel 102,7 Radio Suara Gontor FM bersama nasyid-nasyid penyejuk hati lainnya. hmmm jadi kangen... :')

    Tapi sepertinya sekarang susah untuk mendengarkannya lagi, coz jauhnya sinyal dari Gontor, Ponorogo mpek rumahku yang berada diujung barat wilayah Madiun yang kadang kembang kempis. Moga ntar ketika aku pulang ke Madiun aku bisa mendengarkan Radio SuarGo lagi, meski harus bersusah payah megangin penangkap sinyal hapeku biar nyantol dari sinyal pusat... hahahaa... :D

Read More